Jumat, 22 Februari 2013

Menyikapi Al-Fatihah - Lanjutan

Ayat Kedua
الرحمن الرحيم  
 الرحمن                                                          الرحيم
  arrahiimi                                                              arrrah-maani
Yang Maha Penyayang                                                 Yang maha Pengasih

Maha pengasihnya Allah Subhanahu Wata'ala merupakan kenikmatan yang demikian luas dan banyak, hingga tidak mungkin terhitung. Firman-Nya dalam surat An-Nahl ayat 18 juz 14:
و إن تعقد وا  نقمته الله لا تحصوها  
Dan apabila kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak mungkin dapat menghitungnya
Pada surat Al-Kahfi ayat 109 disebutkan bahwa kalau saja air laut dijadikan tinta  untuk menuliskan nikmat/kurnia Allah, sebelum selesai mencatat tinta pun sudahlah habis.
Diantara Maha Penyayang dan Pengasihnya Allah SWT yang terbukti dengan nyata ialah rizki beraneka ragam berwujud materi yang berada di sekeliling kita. Ada rizki teramat besar dan mutlak pentingnya, seperti udara, air, dan cahaya. Adapula rizki kecil yang sering menjadi impian dan harapan setiap manusia yang mengejar kenikmatan duniawiyah. Rizki besar yang mutlak menjadi ikatan hidup, diberikan Allah yang Maha Rahman Rahim secara gratis, merata kepada semua makhluk hidup tiada yang dibeda-bedakan, baik antara rakyat jelata maupun pejabat, antara si kaya dan si miskin, atau antara konglomerat maupun konglomero. Apakah air, udara dan cahaya disebut rizki yang sangat besar dan mutlak sehingga diperlukan oleh manusia sampai diberikan tanpa dibeda-bedakan ?
Bila saja air ditiadakan oleh Allah SWT seminggu lamanya, sumur, kolam, telaga, sungai, dan laut semuanya kering, cobalah apa akibatnya? Andaikata udara yang kita hirup setiap hari dicabut dari alam dunia ini setengah hari saja, bagaimanakah yang akan kita alami? Contoh sederhana, bila sejumput rumput kita tutupi dengan mangkuk, kemudian kita angkat mangkuk yang menutupinya setelah sebulan kita biarkan, tampak rumput mati, warnanya kekuning-kuningan karena tidak terkena sinar matahari. Bagaimanakah bila kita tidak diberi cahaya matahari selama sebulan saja ?
Jadi jelaslah bila udara, air, dan cahaya dilenyapkan dapat berakibat mematikan makhluk hidup, sedangkan ketiga unsur itu sering disepelekan dan kadang dianggap tidak seberapa, malahan tidak sedikit pula dirusaknya, air bercapur polusi kimiawi dari pembuangan limbah pabrik, demikian halnya udara menjadi kotor dan bau.
Sedangkan bila rizki kecil dan sedikit seperti sandang, pangan, dan papan, yang membuat setiap orang berlomba-lomba mengejarnya, siang dibuat malam-malam dibuat siang, mati-matian mendapatkannya hingga kadang sudah tidak lagi mengingat batal-haram, dan menghalalkan segala cara untuk memperoleh harta benda sebanyak mungkin, teurtama oleh orang-orang yang telah mengidap penyakit materialisme, hedonisme, konsumenisme. Padahal kalau saja udara dicabut dan ditiadakan sejam lamanya pasti tidak akan bisa hidup sebab tidak ada penggantinya, tetapi bila kita tidak makan nasi seminggu tidak akan menyebabkan kematian sebab masih ada banyak penggantinya. Oleh karenanya bahwa nasi bukan sesuatu yang mutlak penting, sebab itu tergolong rizki kecil.
Kalau saja kita tidak memiliki rumah bak istana, tidak memiliki mobil mewah plus emas, berlian, dan kemewahan duniawiyah lainnya, bahkan sekalipun seumur hidup kita tidak memilikinya tidak perlu kecil hati sebab hal itu tidak akan menyebabkan lepasnya nyawa dari raga kita. Itulah tandanya rizki kecil.
Oleh karena rizki kecil itu tidak mutlak pentingnya, maka diberikan oleh Allah SWT  secara tidak merata, juga tidak akan ada dan datang dengan sendirinya, tetapi harus dengan ikhtiar. Allah telah memberikan syarat dan sarana secukup-cukupnya kepada semua umat manusia. Tinggal bagaimana kita, mau kerja keras, memeras akal, Insya Allah kita akan mendapatkan kasih sayang-Nya.
Memang sayangnya tidak setiap manusia mengerti mana rizki besar dan mana rizki kecil. Sampai pada orang-orang yang tipis iman dan sempit pemikirannya rizki yang diperebutkan tiada akhir itu hanyalah rizki kecil, tidak merasa diberi ni'mat yang paling penting oleh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar