Kamis, 14 Februari 2013

Menyikapi Al-Fatihah

AL-FATIHAH 
 (Pembukaan)

أسلام عليكم و رحمته الله وبركاته  

الحمدللهاالذي هداء نا لهادا وما كنا لنهتدي لولا أن هدا نا الله ، وأشد أن لا إله إلا الله واحده لا  سياريكا لا  سيرك له، وأ سيحد  أن محمدا عابده  وارسو له . اللهم  صلى على سيدنا  محمد و عل  آله و أصحابه  أجمعين. أمابعد. فيا عباد الله أو شكم و أيا ي بتقوىالله فاتقواالله لعلكم تفلحون 

بسم الله الرحمن الرحيم 
(bismillaahirrah-maanirrahiim)
Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
الحمد لله رب العامين
Ada tiga hal pokok pada ayat di atas yang penting kita simak, yaitu:
1. Allah
Menurut pendapat-pendapat para akhli, alam dengan segala isinya di jagat raya ini 'pasti' ada yang membuatnya. Makhluk insani, yaitu manusia, makhluk hayawani atau hewan-hewan, dan makhluk nabati atau tumbuh-tumbuhan, yang ada di alam dunia, yang tiada terhingga jumlahnya dan tidak mungkin pula akan dapat kita hitung,... siapa yang membuatnya? 
     Supaya sedikit mempermudah menjawabnya, mungkin saya ambil suatu analogi begini: "manusia dibuat oleh manusia dan kambing dibuat oleh kambing, dan seterusnya."
     Apabila kita telusuri terus hingga sampai pada pangkal akhirnya akan kita temukan suatu keadaan yang serba 'tunggal'. Anggaplah sementara jawaban itu benar, misal tadi kambing satu milyar dibuat oleh kambing yang satu juta, kambing satu juta dibuat oleh yang seratus ribu, kambing seratus ribu dibuat oleh yang sepuluh ribu, sepuluh ribu dibuat oleh yang seribu, seribu dibuat oleh yang seratus, seratus dibuat oleh yang sepuluh, dan yang sepuluh dibuat oleh yang satu. Sekarang pertanyaannya, yang satu dibuat oleh siapa atau oleh apa? 
Golongan 'atheis' akan menjawab: "dibuat oleh alam". Kalau saja jawabannya seperti itu, timbul pertanyaan lain: "alam dibuat oleh siapa atau oleh apa?" Golongan lainnya menjawab: "Ada saja dengan sendirinya" maka jawaban seperti ini sama dengan menganggap "alam itu mahakuasa" alias al-khaliq atau yang menciptakan. Sementara golongan orang-orang beriman mendasarkan diri bahwa alam itu 'makhluk tunggal', jadi alam beserta makhluk yang tadi serba tunggal itu diciptakan oleh Al-Khaliq, Allah Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Esa.

2. Alam
     Secara garis besarnya alam terbagi menjadi empat: 1) alam arwah; 2) alam dunia; 3) alam barzakh, dan 4) alam akhirat.
     Alam arwah itu diibaratkan seperti 'alam proyeksi', bila kita mempunyai niat mendirikan rumah, dari awal mula sudah mempunyai gambaran dalam pikiran, model apa atapnya, berapa kamar akan dibuat, kemana rumah itu akan menghadap, berapa pintunya, berapa jendelanya, dan lain sebagainya. Menurut penglihatan mata bathin kita, rumah itu seolah-olah sudah ada, malah zaman modern seperti saat ini sering berwujud gambar di atas kertas, atau berupa maket, yaitu bangunan tiruan tiga dimensi dengan ukuran mini. Tapi ini semua masih merupakan  wujud ghaib belum sampai kepada wujud syahadah. Wujud ghaibah dari segala makhluk yang akan lahir ke alam syahadah sudah ada di alam arwah.
     Alam dunia, alam nyata atau alam syahadah yang fana, yang pasti pada saatnya hari penghabisan akan hancur yaitu: yang kita sebut kiamat. Alam ini merupakan alam amal, selama kita mengmbara di alam dunia  kita harus rajin mengumpulkan sebanyak mungkin bekal hidup di alam langgeng, yang sudah pasti semua akan mengalaminya. Amal-amalan kita selama hidup di alam dunia ini yang relatif tidak lama akan memperoleh pembalasan di alam baqa. Bagi mereka yang hidup mengikuti hawa nafsunya, memalingkan diri dari menyembah Allah SWT - Tuhan Yang Maha Kuasa, dicadangkan baginya adzab neraka yang sangat dahsyat pedihnya. Sedangkan bagi mereka yang bersujud kepada-Nya, benar-benar iman dengan penuh keyakinan melalui perbuatan soleh, tiada kaya atau miskin, tiada pejabat atau rakyat jelata, pasti akan bertemu dengan kemurahan Tuhannya, diberikan kenikmatan di suatu taman syurga yang langgeng dan yang tiada akhir lagi. Demikianlah suatu keadilan Allah SWT yang Maha Adil yang mustahil khianat. Berbeda dengan keadilan pada manusia di alam dunia, yang mencuri sandal jepit dihukum dan dihakimi massa beramai-ramai, sedangkan maling milyaran malah hidup enak, berenang dengan bebas, bukan saja aman malah tidak sedikitpun dapat menjamahnya.
     Demikian manusia yang hidup di alam pengembaraan pasti bakal bertemu dengan suatu masa perpisahan antara raga dan nyawa, satu persatu kembali ke alam barzakh, yang kita sebut mati (al-maut) atau kiamat sughra. Maka bila sudah sampai pada waktunya datanglah suatu kejadian yang luar biasa dahsyatnya, bumi bergemuruh dan bergoyang keras sekeras-kerasnya, angin berputar berhembus dan menderu begitu kencangnya, laut bergelombang menumpahkan air bah, gunung-gunung meletus menghamburkan batu-batu, kerikil dan pasir, keadaan disekelilingnya gelap gulita, langit meleleh laksana bijih timah dilebur. Inilah masa yang disebut kiamat qubra itu.
     Benarkah kiamat qubra itu bakal terjadi?
     Menurut teori para ilmuwan barat, bahwa polusi atau sampah udara yang keluar dari corong pabrik-pabrik, dari knalpot mobil dan motor yang berjuta-juta banyaknya, dari mesin kapal terbang dan jet yang saban hari melayang-layang di angkasa, dan lain sebagainya, udara kotor mengumpul dan menggumpal di angkasa tanpa hawa. Setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun, terus semakin menumpuk semakin banyak dan membentuk sebuah gulungan besar, menjadi pembatas dan pemisah antara angkasa lapisan atas dengan lapisan bawah. Akibatnya cahaya matahari tidak dapat menyinari bumi, yang pada akhirnya menimbulkan dua kejadian betolak belakang tetapi mendatangkan akibat yang sama: Pertama, udara yang menyelimuti bumi menjadi dingin yang luar biasa, sehingga segala sesuatu akan mati, tak ubahnya ikan di lemari es. Kedua, ruang udara di alam ini akan semakin lama semakin menciut, sebab tergilas gulungan polusi yang telah menumpuk. Akibatnya udara akan terasa bertambah panas yang sangat, dan karena saking panas-panasnya udara yang menyelimuti bumi dapat melelehkan gunung-gunung es di kutub utara dan selatan menjadi gletser, dan hal itu menyebabkan banjir terbesar di muka bumi, daratan akan tertutup air dan tenggelam, apapun yang hidup di muka bumi akan binasa dan bertemu dengan hari akhir, manusia, hewan, tumbuhan dan apapun akan ditelan air yang tidak mungkin tertolong lagi, persis seperti kejadian kaun Nabi Nuh a.s.
     Oleh karena adanya teori ilmu seperti itu, manusia yang tidak beriman kepada Wahyu Illahi dan beranggapan takhayul pada apa yang tercantum dalam Al-Qur'an, saat ini telah banyak yang berkeyakinan bahwasannya kiamat Qubra itu pasti terjadi. Sesudah kiamat semua umat manusia akan berpindah ke alam barzakh atau alam kubur, suatu alam tempat menunggu untuk dibangkitkan kembali di Yaumul-ba'ats. Semua al-mayit, sekalipun tinggal tulang belulang, sekalipun sudah musnah berganti menjadi debu tatkala di dunia, dengan kuasa Allah Yang Maha Kuasa, akan bangkit kembali seperti semula seperti saat masih hidup di alam dunia, dan teruslah digiring oleh para malaikat menuju suatu tempat, yaitu alam akhirat.
      Dengan pemikiran selintas, rasanya mustahil bahwa tulang belulang atau bahkan telah menjadi debu akan menjelma kembali seperti semua sewaktu di dunia. Tetapi kalau kita menterjemahkan ayat tanziliyah atau ayat Al-Qu'an dipadukan dengan ayat kauniyah atau tanda-tanda Kekuasaan Allah SWT yang nyata di alam ini, bahwa kejadian itu pastilah rasional dan masuk akal. Contoh: apabila kita merebus air dalam sebuah wajan tertutup terus dibiarkan mendidih, air di dalam wajan akan terus berkurang hingga akhirnya akan habis dan lenyap tidak tersisa. Hilangkah? hilang kemana? Menurut teori ilmu pengetahuan tidak ada yang hilang kecuali berubah wujud berganti sifat. Air menjadi uap yang terus mengudara hingga berkumpul membentuk awan, mengembara di angkasa dan bila telah saatnya kembali menjadi air hujan. Asal air kembali menjadi air. Seperti itulah ayat kauniyah, suatu tanda kekuasaan Allah SWT. Jadi mengapa tidak mungkin mayit yang telah menjadi tulang belulang atau bahkan telah menjadi debu sekalipun akan dengan mudahnya dapat dikembalikan kepada wujud semula oleh kekuasaan Allah SWT.
      Bacalah ayat tanziliyah dipadukan dengan ayat kauniyah supaya dapat membuktikan kekuasaan dan keagungan Allah SWT. Sedangkan alam akhirat ialah alam baqa, alam akhir yang langgeng, yang tidak akan ada alam lain lagi setelah itu. Oleh karena itu alam akhirat bukanlah alam usaha mencari bekal, tetapi alam dimana kita akan memetik dan memanen dari hasil jerih payah menanam berupa ibadah. Yang beriman dan beramal soleh tentu syurga bagiannya, yang kufur dan hanya mengumbar hawa nafsu neraka tempatnya. Tinggal pilih, tetapi bukannya nanti melainkan harus saat ini. Kalau saja berkeinginan mendapat kebahagian dan menjadi kekasih Allah SWT, kita harus benar-benar iman dan beribadah sepenuhnya. Kalau saja hidup kita terus mengikuti hawa nafsu dan menjadi pengikut thaghut, maka jangan berharap mendapat ridla-Nya.

3. Puji
      Al-fatihah itu bila diibaratkan sebuah surat adalah perihal isi surat. Jadi apa-apa yang tercantum dan tertulis di dalam Al-Qur'an itu sudah terangkum atau tergambar pada al-fatihah ini, karenanya sering disebut pula sebagai Ummul-Qur'an. 
Umpamanya ayat: الحمدلله رب العامين  (alhamdulillaahi rabbil'aalamin) 
Bila kita telaah lebih mendalam, maka akan terbukalah keluasan yang begitu luar biasa. Dalam beberapa ayat, seperti surat Al-Baqarah ayat 29, surat Al-Mu'minun ayat 86 juz 18, surat Al-Mulk ayat 3 juz 29, tercantum bahwa ciptaan Allah itu mencakup tujuh langit, yang secara hakiki langit tersebut benar-benar ada tujuh, yang juga secara majazi bahwa langit itu tidak terhingga banyaknya. Diantara ketujuh langit yang secara hakiki itu adalah langit alam syahadah (alam dunia). Di bawah langit alam syahadah terdapat ruang yang berisi begitu banyaknya bintang jarah. Menurut ilmuwan sebelumnya menyebutkan ada 18.000 bintang jarah, kemudian temuan berikutnya berubah katanya terdapat 100.000 bintang jarah, Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, disinyalir terdapat 500.000.000.000 bintang. Penemuan yang paling akhir dari para ilmuwan dan antariksawan, bahwa kolong langit dunia terbagi menjadi 100 milyar galaksi, salah satu diantara galaksi itu ada yang dinamakan Galaksi Kabut Susu, yang diisi oleh 100 juta bintang jarah (matahari, planet, dan satelit). Bila saja semua galaksi sama isinya, coba hitunglah berapa banyaknya bintang jarah yang ada di ruang angkasa alam syahadah ini. Jangan dulu dipikirkan kolong langit yang lain, sebab masih ghaib... tentulah akan tergambar demikian luasnya alam semesta ini, yang padahal baru kita pikirkan hanya alam dunia, belum alam yang lain.
      Salah satu diantara bintang jarah yang demikian banyaknya terdapatlah planet bumi yang kita tempati ini. Bumi termasuk ke dalam kelompok planet kecil, luasnya hanya 500 juta km persegi. Sedangkan matahari yang berada di tatasurya katanya kira-kira sama dengan 1,3 juta kali lipat besarnya bumi, mungkin sekitar 650 trilyun km persegi. Bila saja semua matahari dari semua galaksi, planet-planet dan satelit disamakan besarnya dengan bumi, coba kita hitung berapa luasnya semua bintang jarah yang ada di ruang angkasa alias kolong langit alam syahadah ini. Ini semua adalah ciptaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Dialah Tuhan yang tidak memerlukan batuan siapapun, yang dengan mudahnya memelihara ini semua, hanya cukup dengan كن  (kun = jadi), artinya pula فيكون (fayakun = maka jadilah).
      Cobalah seumpama semua profesor dan para ahli dari seluruh dunia dikumpulkan dan diminta bersama-sama untuk menciptakan sebutir telur burung pipit, atau sebutir biji padi saja, apakah mereka akan sanggup menciptakannya? Tentu jawaban akan dapat disimpulkan bahwa mereka "mustahil" mampu, sekalipun kerja banting tulang memeras otak jangan harap akan mampu, percuma saja hal itu tidak akan terwujud. Bahkan kata seorang dokter dari Jerman (majalah tempoe) pernah meneliti rambut yang tumbuh di kepala, kesimpulannya bahwa dari sekian ribu orang yang diteliti menunjukkan struktur rambutnya berlainan atau berbeda-beda. Itu baru rambut yang tumbuh di kepala, belum lagi rambut-rambut yang tumbuh di bagian lain dari tubuh manusia. Jadi, dapatkah para dokter menciptakan sehelai saja rambut yang sama? jawabnya tentu tidak mungkin mampu. Nah, oleh karena itu kalau kita sebagai seorang sarjana, janganlah ingin dipuji atau mendapat pujian sebagai orang paling pintar. Tiadalah yang paling tinggi ilmunya selain Allah SWT, sedangkan kita berada dalam genggamanNya. Dialah Tuhan yang memiliki sifat hak untuk dipuji. Alhamdulillahi rabbil'aalamiin.
      Seandainya kita menjadi orang paling kaya di dunia ini dengan uang trilyunan dan kekayaan melimpah ruah, tanah seluas sebuah kabupaten berikut segala rupa isinya, gedung-gedung beribu-ribu banyaknya, emas berlian berton-ton beratnya, pabrik mobil, kapal dan segala macam milik kita dan bukan milik orang lain. Coba bandingkan kekayaan seluas sebuah kabupaten berikut kekayaan di dalamnya dengan kekayaan seluas sebuah negara, terus bandingkan pula dengan kekayaan sedunia, seluas tatasurya, seluas galaksi, dan seterusnya, apakah kira-kira sama bila dibandingkan antara setitik air dengan seluas lautan yang tak berujung? Andaikan pula kita memiliki gedung-gedung pencakar langit lima puluh, Baby Benz, Roll Royce dan lainnya sepuluh saja, pabrik kain atau tekstil, hotel bintang lima, kebun anggur berhektar-hektar luasnya, kebun kelapa berjuta-juta pula luas, dan lain sebagainya.... pantaskah disebut orang kaya. Dibadingkan dengan  kekayaan sejagat raya milik Allah SWT tidak ada apa-apanya, tidak secuilpun dapat menandingi kepunyaanNya. Jadi tiada yang lebih berhak untuk dipuji maha kaya kecuali Allah SWT... alhamdulillahi rabbil'aalamiin.
      Seumpama pula kita paling gagah, seperti gagahnya Mike Tyson yang merubuhkan lawan-lawannya di bawah 5 menit, laksana Hercules mampu menaklukan sepasukan tentara, atau juga seperti seorang senopati yang gagah perkasa dapat membunuh musuh sebanyak mungkin .... coba pikirkan, mampukah melawan malakal-maut, mampukah menghindari al-maut? Bagaimanapun gagah perkasanya seseorang, sekalipun dibantu balatentara sebanyak mungkin adalah hal yang mustahil akan mampu melawan malakal-maut. Belajarlah dari bagaimana Fir'aun, Namrud, Napoleon, Hitler, Musolini, dan banyak lagi orang-orang perkasa di zamannya, semua tidak mampu menghindari dari yang namanya al-maut. Oleh karena itu bila kita menjadi seseorang yang memiliki jabatan dengan kekuasaan, janganlah menyombongkan diri dengan menepuk dada, takabur, dan riyya. Sebab bila sudah sampai pada jatah umurnya, tiadalah kemampuan apapun untuk menolaknya. Tiada lagi yang paling sakti, Maha Gagah Perkasa kecuali Allah SWT... alhamdulillahi rabbil'aalamiin.
Meski hanya sedikit saja kita membuka tabir tentang ayat almdulillahi rabbil'aalamiin, rasanya sudah kesal yang membacanya, apalagi kalau kita bertafakur menggali sendiri seperti ahlul kitab ... pastinya sudah berapa jilid yang sudah dapat kita kumpulkan menjadi buku
با ر ك  الله لى و لكم في القرآن القضم إنه هوا  الغفو ر الرحيم 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar